MENGAPA HARUS DENGAN YANG LAIN ?

rumah tangga sakinahSemalam ngobrol dengan istri yang tercinta, tak terasa hingga pk 01.00 dini hari.

“Kenapa sich, laki-laki bila diberi kelapangan rejeki selalu ingin lebih?, alasan hidup sudah berkecukupan, keluarga sudah mapan.., kebanyakan berdalih dari pada berbuat zina, dosa… maunya nikah lagi, kalau tidak diijinkan istri pertamanya, mereka kawin sendiri dengan melaksanakan kawin siri, atau parahnya melakukan selingkuh.”  katanya.

“Tidak semua laki-laki seperti itu, bu!” jawabku sedikit membela kaumku 🙂

Saya kurang memahami penyebab terjadinya itu, ingin nikah lagi dan bila tidak diijinkan istri pertama diam-diam melakukan kawin siri atau diluar itu, perselingkuhan misalnya, yang berujung zina, mereka seperti membenarkan berzina, karena salah istri pertama tidak mengijinkan untuk menikah lagi. Saya hanya memahami bahwa semua itu terjadi karena kurangnya komunikasi dalam keluarga.

Maka, saya mempunyai sedikit kesimpulan, agar semua itu tidak terjadi pada rumah tangga kita, meski kesimpulan kami bukan merupakan suatu pembenaran.

1. Ciptakan hubungan komunikasi yang rutin. Perkara seks sering disepelekan pasangan. Menurutku, masalah seks adalah masalah yang teramat penting karena seks itu resep atau bumbu bahagia.  Seks itu ibadah apabila telah halal, Seks itu penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Oleh karena itu, seyogyanya hubungan seks dilakukan secara rutin sehingga komunikasi batin rutin pula terjadi. Jika sudah dipuaskan di rumah, saya yakin perselingkuhan tidak akan dikehendaki karena niatan utama perselingkuhan, setahuku, adalah mencari kesenangan diluar yang ujung-ujungnya perkara seks/pelampiasan syahwat.

2. Ajak keluarga, suami atau istri bepergian bersama. Saya sering melihat teman yang bepergian sendirian meskipun temanku memiliki suami atau istri. Mengapa mereka pergi sendiri? Bukankah mereka memiliki pasangan hidup? Jika bepergian bersama pasangan, pandangan dan kehormatan kita akan terjaga sehingga kelakuan pun terjaga. Tentu potensi perselingkuhan atau menyukai lawan jenis yang tidak sepantasnya akan terjadi jika mereka pergi sendiri, karena berawal dari tidak bisa menjaga pandangan, akhirnya timbul iseng.

3.Seringlah berkomunikasi degan pasangan meski itu sebentar, meski hanya bercanda kecil. Seringkali suami atau istri itu mencurahkan perasaannya kepada orang lain. Bahkan, saya sering menjadi tempat curhat para sahabat. Heran dan teramat mengherankan, mengapa para sahabat itu justru mencurahkan perasaannya kepada orang lain? Bukankah itu dapat diartikan sebagai membuka aib sendiri? Maka, hendaknya suami dan istri terbuka terhadap semua permasalahan keluarga. Janganlah membiarkan masalah kecil menumpuk karena karena badai itu berasal dari sebuah riak gelombang.

4. Gemar memuji pasangan. Ketika bertemu dengan teman-teman, saya sering mendengar mereka yang gemar memuji orang lain dihadapan orang lain. Saya jarang sekali mendengar mereka memuji suami atau istrinya didepan orang lain. Justru mereka sering berandai-andai memiliki pasangan seperti yang dipuji-puji itu.  Mengapa mereka justru tak mau memuji pasangannya?

5. Bentengi diri dengan agama. Rapuhnya pemahaman agama akan menjadikan rapuhnya iman/keyakinan. Ketika iman sudah mulai terkikis, ketakutan akan dosapun hilang, mereka pun senang melakukan segala perbuatan meskipun dilarang agama. Yang umum bagi manusia belum tentu benar, yang mutlak kebenarannya adalah hukum Allah Ta’ala. Tontonan jadi tuntunan, tuntunan malah jadi tontonan, media yang menyajikan tontonan bisa menjadikan tuntunan polah hidup kita, sedangkan tuntunan, yang  berupa kitab Al Qur’an, menjadi tontonan/ pajangan didalam rumah kita. Tentunya agama harus dijadikan pagar agar mereka tidak mudah terjerumus. Selagi kehidupan masih berlangsung, Allah SWT masih memberikan kesempatan kita untuk bertobat.

Wallahualam bissawab, dan Allah Yang Maha Tahu sesungguhnya.

Semoga bermanfaat.

(Sumber : Diskusi dengan istri)

One thought on “MENGAPA HARUS DENGAN YANG LAIN ?

Leave a comment